
Bagi sebagian besar orang, terutama fresh graduate yang baru meniti karir, gaji yang pas atau lebih sedikit dari UMR biasanya menjadi angka pertama yang bisa didapatkan jika bekerja di Jakarta.
Sayangnya, di ibu kota yang identik dengan apa-apa serba mahal, gaji yang Rp 5 jutaan atau sama dengan UMR ini cenderung menjadi tantangan sendiri untuk mengaturnya supaya cukup satu bulan. Bagaimana mengalokasikan pos-pos kebutuhan, dan syukur-syukur bisa sekalian ada sisa buat ditabung.
Terlebih bagi fresh graduate, mengatur keuangan bisa jadi merupakan hal baru. Jika kamu salah satunya, jangan khawatir. Sebab, ada 5 langkah awal dan cara sederhana yang bisa kamu coba untuk mengatur gaji Rp 5 juta dan hidup di Jakarta, yaitu:
Mulai dengan metode pengaturan keuangan 50-30-20
Sebelum membelanjakan uang, yuk kenalan dulu dengan metode pengaturan keuangan 50-30-20.
Secara sederhana, metode ini adalah metode pengaturan keuangan berupa persentase dari besaran penghasilanmu, yang sudah ditentukan sesuai prioritas kebutuhan hidup.
Angka 50, menjadi representasi dari 50% total penghasilan yang wajib dialokasikan untuk kebutuhan hidup yang sifatnya primer seperti transportasi, biaya makan, listrik, air, dan belanja bulanan.
Angka 30, adalah representasi dari 30% total penghasilan yang bisa dialokasikan untuk kebutuhan pribadi seperti hiburan, hangout, atau bayar cicilan.
Angka 20, adalah representasi dari 20% total penghasilan yang wajib dialokasikan untuk tabungan, investasi, dan asuransi.
Dengan metode dasar inilah, kamu bisa memulai mengatur keuanganmu dengan sederhana supaya cukup untuk hidup 1 bulan.
Mencoba sistem zero budgeting
Selain metode 50-30-20, ada juga sistem zero budgeting yang bisa kamu coba untuk mengatur keuangan.
Caranya, ketika kamu baru menerima gaji, kamu bisa langsung menggunakan uangnya untuk dialokasikan ke berbagai pos-pos pengeluaran yang sudah dicatat sebelumnya. Catat semua pengeluaran yang sudah dilakukan lalu jumlahkan. Dari sanalah, akan ketahuan berapa jumlah pengeluaranmu sebenarnya setiap bulan yang harus dipenuhi.
Apabila ada sisa, maka kamu bisa mengalokasikannya ke tabungan, untuk berjaga-jaga jika ada kondisi darurat.
Miliki akses kredit hanya untuk kebutuhan darurat
Salah satu tantangan terbesar bagi fresh graduate yang baru belajar mengelola keuangan, biasanya adalah godaan untuk punya akses kredit. Terlebih, sekarang opsi akses kredit sudah sangat banyak dan beragam jika dibandingkan dulu yang terbatas hanya pada kartu kredit bank.
Sekarang, paylater, kredit online, sampai akses cicilan uang bulanan cepat cair, sangat mudah didapat lewat fintech yang aplikasinya bisa dengan mudah diunduh di Google Play Store atau App Store. Sudah gitu, bisa digunakan juga di banyak merchant populer seperti Tokopedia, Lazada, JD.ID, dan berbagai merchant fashion atau makanan.
Jika kamu tergiur untuk mendaftar salah satunya, pastikan penggunaannya dibatasi hanya untuk kebutuhan penting atau bahkan darurat. Misalnya, di tanggal tua, ada sedikit kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Kamu bisa memanfaatkan layanan cicilan uang bulanan cepat cair seperti yang ditawarkan Kredivo, untuk mengajukan pinjaman.
Kredivo menawarkan layanan pinjaman mulai 500 ribu hingga jutaan rupiah, yang bisa cair dalam waktu 1 hari. Suku bunganya hanya 2.6% per bulan, dengan dua opsi tenor cicilan yang bisa kamu pilih: 3 bulan atau 6 bulan.
Selain daripada kebutuhan penting atau mendesak, sebaiknya jangan dulu gunakan layanan cicilan, selama jumlah penghasilan masih stagnan di Rp 5 juta atau belum ada kenaikan.
Masak sendiri
Di tengah-tengah kesibukan kerja yang padat, memang paling praktis dan cepat adalah membeli makanan untuk makan pagi, siang, hingga malam. Namun, di satu sisi, ini bisa menjadi salah satu celah pengeluaran yang menghabiskan banyak uang.
Katakanlah untuk 1 kali makan sebesar Rp 25 ribu di Jakarta. Jika dikali 3 kali makan, maka dalam 1 hari, kamu bisa keluar uang sebesar Rp 75 ribu. Jika dikali 30 hari, maka kamu bisa keluar uang sebesar Rp2.250.000. Ini sudah memakan hampir 50% dari gajimu.
Selain mencari opsi makan yang lebih murah, kamu bisa menyiasati pengeluaran yang satu ini dengan cara memasak makananmu sendiri setiap harinya. Mau tidak mau, kamu juga perlu mengatur waktu dengan ketat, supaya jadwal masak dan menyiapkan makanan tidak mengganggu pekerjaan atau kesibukanmu.
Hitung ongkos dengan transportasi publik vs cicilan kendaraan
Selain makanan, ongkos kerja juga biasanya menjadi pengeluaran terbesar setiap bulan. Apalagi, jika jarak dari tempat tinggal cukup jauh ke kantor. Salah satu solusinya, selain mengandalkan transportasi publik, kamu juga bisa mulai menghitung dan membandingkan: mana yang lebih murah setiap bulan jika kamu ambil cicilan motor vs naik transportasi publik?
Untuk kamu yang sudah punya pekerjaan tetap, stabil, dengan status karyawan permanen, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengambil cicilan motor demi biaya transportasi yang lebih hemat dan praktis untuk mobilitas sehari-harinya.